Pemuda merupakan aset berharga bagi bangsa ini. Namun, tidak sedikit pemuda yang terjerumus dalam dunia kriminal dan akhirnya mendekam di dalam penjara. Hal ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan berbagai pihak terkait untuk memberikan pembinaan yang holistik kepada para pemuda yang berada di lembaga pemasyarakatan, seperti Lapas.
Program pembinaan yang holistik menjadi salah satu solusi yang dianggap efektif untuk menggali potensi para pemuda yang berada di Lapas. Menurut Direktur Jenderal Pemasyarakatan, Reynhard Silitonga, “Pembinaan yang holistik melibatkan pendekatan secara menyeluruh, tidak hanya pada aspek keagamaan atau pendidikan saja, tetapi juga melibatkan aspek psikologis dan keterampilan yang dapat mengembangkan potensi para pemuda untuk kembali ke masyarakat dengan lebih baik.”
Salah satu contoh program pembinaan yang holistik yang telah sukses dilaksanakan adalah program pelatihan keterampilan kerja. Menurut data dari Kementerian Hukum dan HAM, program pelatihan keterampilan kerja yang diikuti oleh para pemuda di Lapas telah memberikan hasil yang memuaskan. Banyak di antara mereka yang berhasil mendapatkan pekerjaan setelah bebas dari Lapas.
Tidak hanya itu, program pembinaan yang holistik juga mencakup aspek pendidikan dan keagamaan. Menurut Ustaz Abdul Somad, “Penting bagi para pemuda di Lapas untuk tetap memperkuat iman dan mendapatkan pendidikan yang layak agar dapat kembali ke masyarakat sebagai individu yang lebih baik.”
Dengan adanya program pembinaan yang holistik, diharapkan para pemuda di Lapas dapat menggali potensi yang dimiliki dan dapat kembali berkontribusi positif bagi masyarakat setelah bebas dari Lapas. Hal ini tentu menjadi investasi untuk masa depan bangsa, di mana pemuda merupakan generasi penerus yang akan membawa perubahan dan kemajuan bagi Indonesia.