Pendidikan memang memiliki peran yang sangat penting dalam result macau proses reintegrasi sosial narapidana di Lapas Pemuda Tangerang. Sebagaimana dikatakan oleh Prof. Dr. Anies Baswedan, “Pendidikan merupakan kunci utama kesuksesan dalam mempersiapkan narapidana untuk kembali ke masyarakat dan menjalani kehidupan yang lebih baik.”
Dalam konteks ini, pendidikan tidak hanya sekedar belajar membaca dan menulis, tetapi juga melibatkan pembelajaran keterampilan hidup dan soft skills yang diperlukan untuk bisa beradaptasi kembali di masyarakat. Sebagaimana disampaikan oleh Kepala Lapas Pemuda Tangerang, Bapak Surya, “Kami berkomitmen untuk memberikan pendidikan yang bermutu kepada narapidana agar mereka memiliki peluang yang lebih besar untuk sukses setelah bebas nantinya.”
Namun, tantangan dalam memberikan pendidikan kepada narapidana tidaklah mudah. Terbatasnya sumber daya dan fasilitas menjadi hambatan utama dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di dalam lapas. Menurut data dari Kementerian Hukum dan HAM, hanya sekitar 30% narapidana yang mendapatkan akses pendidikan di dalam lapas.
Oleh karena itu, diperlukan kerja sama antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat untuk meningkatkan akses pendidikan bagi narapidana. Sebagai contoh, program kerja sama antara Lapas Pemuda Tangerang dengan universitas terkemuka di Jakarta telah berhasil memberikan kesempatan bagi narapidana untuk mengikuti pendidikan tinggi di dalam lapas.
Dengan adanya upaya tersebut, diharapkan narapidana yang telah mengikuti pendidikan di dalam lapas akan memiliki bekal yang cukup untuk bisa sukses reintegrasi ke masyarakat setelah bebas. Sebagaimana kata pepatah, “Pendidikan adalah kunci utama kesuksesan.” Dan hal ini juga berlaku dalam proses reintegrasi sosial narapidana di Lapas Pemuda Tangerang.